Minggu, 14 Juni 2015

Saat Menunggu #Day14

Hari ini tepatnya, ragaku sehat. Sehat? Aku lupa kalau sedang menunggu penjadwalan operasi. Ada sesuatu yang membuat aku membuang kecemasan ini. Beberapa kali mengontak mbak Rezi, menanyakan penjadwalan jawabannya masih sama; harus bersabar. Sabar menunggu.
Kata mbak Rezi-admin di bagian penjadwalan pasien operasi- panggilan akan bersifat sewaktu-waktu, mendadak. Itu artinya aku harus ready kapan saja menuju rumah sakit jika panggilan itu tiba.

Hal yang aku pikirkan saat ini ialah; aku harus bersiap-siap mendapat panggilan, kapanpun itu. Jadi beberapa hari di rumah sakit nanti aku akan membutuhkan baju ganti dan lain-lain, dan itu harus disiapkan saat ini. Satu tas travel berisi kebutuhanku dalam beberapa hari. Duh kalau begini mirip ibu-ibu yang menyiapkan kelahiran jabang bayi. Jadi harus ready kapan saja saat bayi ingin dilahirkan.
Lain ibu hamil lain pula aku. Jika saja HNPku ini bisa bicara, mungkin dia akan mengatakan ingin segera keluar dari ragaku, karena kurasakan saat pagi-siang-malam ia semakin merdu mendendangkan lagu.

.. Menunggu sesuatu yang sangat mengasyikkan bagiku. Saat ku harus bersabar dan trus bersabar menantikan kehadiran dirimu..
Haha.. kok tiba-tiba Aishiterunya Zhifilia yang muncul.
Aku sabar menunggu kok. Swear..!!

Saat asyik menunggu ialah saat asyik pula melamunkan tas travel yang akan penuh baju, aku tertawa sendiri. Wajar tidak sih jika semua aktivitasku jadi ketergantungan dengan jadwal itu?. Yah, untuk mengusir cemas yang ada aku benar-benar merasa sehat seperti biasanya, bahkan aku merasa lupa dengan jadwal menunggu. Baguslah.

Perlu digaris bawahi sekali lagi; menunggu itu harus sabar ya? Iya. Sejujurnya tanpa perlu diajari sabar saat menunggu, kita semua sudah terlatih. Apakah kita sadar jika sebenarnya dua puluh empat jam kita ialah menunggu; menunggu saat masuk waktu sholat dan menunggu disholatkan.

Masalahnya, kebanyakan kita lupa dengan hal itu, bahkan pura-pura lupa kalau kita sedang menunggu.
Dan pertanyaan yang mestinya membuat kita gemetar ialah; saat menunggu sudahkah kita penuhi tas travel kita dengan amalan? Atau kita lebih disibukkan dengan banyaknya lamunan?
Ampuni kami ya Rabb..

Surabaya, 14 Juni 2015

#KisahNyata untuk #NulisRandom2015

Bersambung..

1 komentar: