Minggu, 09 Agustus 2015

TERUNTUK PUAN YANG DARI RAHIMNYA AKU MENJELMA

Hari ini tentang Pahlawanku, 

seorang puan dengan segenap cinta mengaliri angkasaku, 

sabitnya mekar kembang; indah tak sudahsudah

Genggam harap menabur untukku, 

langitan doa tak henti berlabuh mengaliri cawanku.
Cinta tanpa syarat,
sedang aku masih saja angkuh

Teruntuk puan yang dari rahimnya yang rahim itu aku menetas.
Kutitipkan kasih pada jemari bahagia,
sebab di sanalah puan singgah..

Merujuk luas kesabaran yang terlukis dari tatapmu puan,
tak cukup pamrih terjemahkan terima kasih.
Lalu dengan apa kubalas segalamu? 

Duhai Pahlawan ayu,
 izinkan banggaku melangit
saat memulang kenang; tentang masa kanakku,
 ada jemari lembut dan tutur halus bersamaku

Puan cintaku,
 jika ada cantik pada lakuku ialah hasil pahatanmu.
Jika ada suram catatku itu karena celaku.
Kecup senjamu cintaku

Teruntuk kau yang menjelma embun,
 menyenandungkan doadoa bagiku;
 kelak akan kuselendangkan mahkota surga.
Untukmu Bunda cintaku 

Bumi Syuhada, 15 Maret 2014
~ Aisyah Abdillah Putri ~