Jumat, 19 Juni 2015

Perawatku Cantik #Day19

Hari kedua pasca operasi, dokter Faris mengunjungi kamarku, memaksaku untuk bisa menggerakkan badan, duduk, latihan jalan dan saatnya kateter plus kantong darah dilepas. Masya Allah, merinding bukan main. Ketakutan luar biasa. Bagaimana rasanya jika alat itu dilepas dari tubuhku. Bismillah, pelan-pelan prosesi menegangkan itupun bisa dilalui dengan lancar. Di saat yang sama teman-teman papa dari kantor datang menjengukku. Kami sempat sharing pengalaman tentang penyakit HNP, cukup memberiku pelajaran bahwa setelah operasi pun, kestabilan kondisi harus terus dijaga, aku tidak boleh mengangkat sesuatu yang agak berat.

Hari ini akhirnya aku benar-benar terlepas dari dua selang yang memenjarakan aku di tempat tidur itu. Bersamaan dengan itu, selang infus juga dilepas. Rasanya ragaku benar-benar merdeka. Ingin melompat keluar ranjang. Tapi duh, berat nian panggulku digerakkan. Sakit luar biasa. Mungkin kasus seperti ini telah jamak menghinggapi semua pasien pasca operasi. Hari ini juga aku mulai belajar buang air kecil di kamar mandi. Menuju kamar mandi begitu rumitnya, harus melewati fase-fase yang harus aku jalani, lagi-lagi belajar duduk, belajar berdiri dan belajar jalan. Untungnya aku memiliki perawat pribadi yang cantik dan baik hati, Naufa. Delapan belas tahun lalu saat tubuh kecilnya sakit aku yang menyekanya, saat ia latihan duduk aku yang memberinya semangat, saat ia latihan berdiri dan belajar melangkah, akulah yang pertama kali tertawa memberinya ciuman sayang. Saat sakitku ini, dia menjelma menjadi aku yang dulu, menyeka tubuhku, memberiku semangat untuk belajar duduk, berdiri, dan latihan berjalan juga menyuapiku dengan penuh kasih sayang. Bahkan dia menjagaku dengan sangat telatennya, merayuku saat aku tak mau makan. Persis seperti yang kulakukan dulu saat dia masih bayi.

Sore selepas latihan jalan, aku tertidur. Tiba-tiba terbangun karena kedatangan dokter Zaky dan perawat di kamarku. Dokter Zaky menanyakan perkembanganku. Aku harus dipaksa untuk bisa bangkit, dan berjalan mandiri supaya besok bisa segera pulang. Perkembanganku cukup mencengangkan, Rabu operasi, Kamis duduk, Jumat bisa berjalan. Subhanallah, dokter-dokterku yang genius itu yang memberiku semangat mencapai target itu, semuanya juga tak lepas dari ketelatenan perawatku yang cantik; Naufa.
Terima kasih ya Allah.

Zamrud Tujuh, 19 Juni 2015

#KisahNyata untuk #NulisRandom2015 #Day19

Bersambung..

1 komentar:

  1. Buat yang mau tampil lebih cantik
    atau mau belajar perawatan kecantikan hub aja yolenta etetika

    BalasHapus