Rabu, 14 Mei 2014

~ Berguru dari Pengalaman ~

"Kesalahan" itu manusiawi, banyak pelajaran yang terpetik dari sebuah "Kesalahan"
Itulah mengapa di TK kami, saya tidak mengizinkan anak-anak memakai penghapus untuk menghapus tulisan yang mereka anggap salah.
Jadi tulisan yang salah cukup dicoret dan silakan menulis di bawahnya.. :)
anak-anak yang sering salah akan melihat kertas mereka "tidak rapi", bahkan diawal mereka akan menangis menganggap dirinya tidak bisa melakukan yang terbaik.
Hehhe... Manusiawi sekali, karena setiap manusia memiliki gharizah baqo' :)
Anak-anak menangis karena merasa takut menghadapi "kesalahan"
Disanalah tugas kita untuk meluruskan, bahwa salah itu wajar, dan jika tak ingin salah.. Maka lakukan dengan "hati-hati" dan teliti.. :)

Maka saya sangat anti dengan "penghapus". Bagi saya penghapus hanya akan mengajari anak2 didik saya untuk melenyapkan sebuah kesalahan. Padahal dari kesalahan itulah kita bisa belajar untuk jadi yang lebih baik.
Pelajaran itu saya dapat saat belajar mata kuliah psikiatri dengan seorang dokter yang menjadi dosen saya di psikologi dulu. Kami belajar untuk memusnahkan stipo (pada saat menulis, terlebih ujian), sehingga setiap tulisan yang kami hasilkan benar-benar dipikirkan dan hati-hati dalam menggoreskannya... :)
Ini hikmah yang sangat cerdas..!!

Fakta di lapangan sebagai seorang yang sedang belajar tentang hidup dan bagaimana cara menghargai sisa hidup, berhati-hati dalam bertutur, bertindak & bergaul sangatlah penting.
Menjadi pribadi yang "gentle" dengan mengakui sebuah kesalahan adalah sikap cerdas saat belajar tentang. "Berguru dari Kesalahan"
Banyak ladang pahala bagi orang lain saat kita "salah", bahkan tidak layak kita membenci mereka yang menunjukkan kekurangan kita.. :)
Mengutip perkataan Khalifah Umar bin Khatab : "Orang yg paling aku cintai adalah yg mau menunjukkan kesalahanku"
So..!!

Kota Pahlawanku...
2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar