"Kesalahan" itu manusiawi, banyak pelajaran yang terpetik dari sebuah "Kesalahan"
Itulah mengapa di TK kami, saya tidak mengizinkan anak-anak memakai penghapus untuk menghapus tulisan yang mereka anggap salah.
Jadi tulisan yang salah cukup dicoret dan silakan menulis di bawahnya.. :)
anak-anak
yang sering salah akan melihat kertas mereka "tidak rapi", bahkan
diawal mereka akan menangis menganggap dirinya tidak bisa melakukan yang
terbaik.
Hehhe... Manusiawi sekali, karena setiap manusia memiliki gharizah baqo' :)
Anak-anak menangis karena merasa takut menghadapi "kesalahan"
Disanalah
tugas kita untuk meluruskan, bahwa salah itu wajar, dan jika tak
ingin salah.. Maka lakukan dengan "hati-hati" dan teliti.. :)
Maka
saya sangat anti dengan "penghapus". Bagi saya penghapus hanya akan
mengajari anak2 didik saya untuk melenyapkan sebuah kesalahan. Padahal
dari kesalahan itulah kita bisa belajar untuk jadi yang lebih baik.
Pelajaran
itu saya dapat saat belajar mata kuliah psikiatri dengan seorang dokter
yang menjadi dosen saya di psikologi dulu. Kami belajar untuk memusnahkan
stipo (pada saat menulis, terlebih ujian), sehingga setiap tulisan yang
kami hasilkan benar-benar dipikirkan dan hati-hati dalam menggoreskannya...
:)
Ini hikmah yang sangat cerdas..!!
Fakta di lapangan
sebagai seorang yang sedang belajar tentang hidup dan bagaimana cara
menghargai sisa hidup, berhati-hati dalam bertutur, bertindak & bergaul
sangatlah penting.
Menjadi pribadi yang "gentle" dengan mengakui
sebuah kesalahan adalah sikap cerdas saat belajar tentang. "Berguru dari
Kesalahan"
Banyak ladang pahala bagi orang lain saat kita "salah",
bahkan tidak layak kita membenci mereka yang menunjukkan kekurangan
kita.. :)
Mengutip perkataan Khalifah Umar bin Khatab : "Orang yg paling aku cintai adalah yg mau menunjukkan kesalahanku"
So..!!
Kota Pahlawanku...
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar