Selasa, 06 Juni 2017

MEMETIK NASIHAT DARI SEBAYA

MEMETIK NASIHAT DARI SEBAYA

"Kak Puput, hari ini kita jalan-jalan lagi ya?" tanya Aiz tiba-tiba. Aku tersenyum menghampirinya. Satu kalimat yang kusampaikan padanya pagi itu, "Iya, jalan-jalan lagi. Tolong kerja samanya ya sayang, pagi ini kita akan berjumpa anak-anak salih untuk menguatkan cinta mereka kepada Allah"

Aiz sangat berbinar mendengar jawabanku. Aku tak pernah melihat ia cemberut atau bersedih saat kusampaikan kalau hari itu ada amanah lagi dan lagi.

Aiz, entah makhluk apa dia. Pagi itu  memakai busana warna biru kembang-kembang, sama dengan busana yang kupakai. Ibu sengaja mendandaninya secantik itu untukku.

Makhluk yang bisa berbicara karenaku itu belum masuk ke dalam tas rangsel. Padahal jam menunjukkan pukul 07.00. Satu jam lagi kami berdua sudah harus tampil cantik di hadapan anak-anak hebat dari salah satu TK di Surabaya.

Materi pagi itu adalah menguatkan cinta anak-anak kepada Allah. Aku jadi teringat obrolan santri-santri kecilku dengan kami. Ia menanyakan tentang kerudung yang dipakai oleh Aiz.
"Ustazah, yang menyuruh Aiz pakai kerudung itu siapa?"
Dengan sangat lantang Aiz menjawab; Allah.
"Aiz agamanya Islam juga ya?" tanya salah satu santri.
"Iyalah mbak, tidak ada agama yang benar selain Islam"
"Aiz Tuhannya juga Allah?" Tanya seorang santri sambil memijit hidung Aiz.
"Iya dong, sampai Aiz besar nanti Tuhannya cuma satu Allah"

Pertanyaan masih terus mengalir antara santri-santri kecil itu dengan Aiz. Aku cuma tertawa kecil mendengar celoteh Aiz dengan sebayanya. Kehadiran Aiz ternyata dianggap sebagai kawan tanpa melihat siapa yang berperan di belakang boneka cantik itu. Biarlah mereka saling memetik nasihat tanpa merasa digurui. Hehe..

Diam-diam aku pandangi santri-santri kecilku itu, memandangi mereka selalu terbit syukur di hatiku. Mereka adalah calon-calon pemimpin negeri ini. Bersyukur aku berada di dunia para calon pemimpin bangsa.

Saat ini mereka adalah anak-anak yang sedang berada dalam masa keemasan. Segala yang mereka pikirkan ditanyakan, termasuk tentang Allah sebagai Tuhan.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda bahwa “Setiap anak yang  dilahirkan itu fitrah. Kemudian kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi,  Nashrani atau Majusi.”
Fitrah artinya, setiap anak telah mentauhidkan Allah sebagai Tuhan. Sebab itu tugas kita adalah merawat sifat fitrah mereka.

Santri-santri kecilku itu masih memainkan tangan Aiz dan terus berceloteh bersahut-sahutan.
"Satu-satu, aku cinta Allah
Dua-dua, cinta Rasulullah
Tiga-tiga, sayang Ibu Ayah
Satu dua tiga jalan masuk surga".

Usia emas itu adalah kesempatan emas untuk terus menyuntikkan kecintaan mereka kepada Allah, melakukan apapun karena Allah, hidup hanya untuk Allah dan kelak semoga mereka semuanya menjadi penerus perjuangan Rasulullah, sebagai pengemban dakwah yang hanya pamrih rida-Nya. Bismillah.

Surabaya, 1 Juni 2017
Kak Puput Surabaya

#CatatanKakPuput #Juni2017
#NulisRandom2017 #Day1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar