Pernahkah mendengar bahwa ujub (kagum, bangga diri), Riya (pamer amal) dan sum'ah (suka populer) adalah virus amal yang membinasakan?
Jika tidak dikarenakan besarnya bahaya ketiga akhlak buruk ini, maka Rasulullah sangat takut kita akan binasa oleh ketiganya.
Selain syirik asghar ia juga melumerkan nilai kebaikan dan pahala, sehingga pengidapnya akan ditempatkan di jubul hazn (liang kepedihan) neraka, dimana Rasulullah menggambarkan, jubul haz letaknya didasar neraka yang tak ada asapnya (inti panas).. na'dzubillahi min dzalik.
Semoga catatan kecil ini dapat membantu para sahabat juru kisah muslim Indonesia, lebih berhati-hati dan semakin khauf kepada Allah ta'ala serta tidak mengidap penyakit jiwa yang membinasakan ini.
1. HAYATI KALIMAT TAKBIR DALAM SHOLAT: Bahwa kebesaran hanya milik Allah ta'ala, kita hanyalah makhluk kecil yang tiada alasan secuilpun untuk kagum diri dan mencari-cari muka dihadapan makhluk. Adanya gunung, bumi, galaksi dan semesta adalah bukti ayat-ayat kebesaran Allah, yang menunjukkan Sang Maha Pencipta yang tak terhingga-hingga.
MASUKKAN KEBESARAN ALLAH DALAM HATI, NISCAYA AKAN TERBUANG KEBESARAN MAKHLUK DARI HATI KITA.
2. SENANTIASA MENJAGA "ONLINE" DZIKIR: dalam surat alhasyr 2 Allah mengingatkan sebab orang masuk neraka, diakibatkan oleh ia lupa mengingat Allah, sehingga mereka lupa kepada jati diri mereka sebagai hamba-Nya, yang ia pikirkan adalah syahwat, dunia serta kebesarannya. Maka ia mudah lupa diri sehingga merebut kebesaran Allah dan sibuk dengan diri sendiri.
3. SELALU SADAR AKAN PENGAWASAN ALLAH (muraqabah) : Dalam qs alhasyr 1 pula Allah menggunakan kata Alkhobir yang berarti Maha Waspada, kewaspadaan Allah meliputi apa saja yang lahir maupun yang batin, bahkan lintasan hati yg sepersekian detikpun amat mudah beliau saksikan. Jika karena adanya cctv saja kita enggan mencuri di supermarket, maka jiwa penutur cerita seharusnya lebih peka dan takut apabila saat tampil, justru lupa dan tidak beradab dihadapan ke Maha Waspadaan Allah, INGAT UNTUK MENGINGAT APAPUN GERAK GERIK KITA SAAT CERAMAH DIPERSAKSIKAN ALLAH.
4. MENGAITKAN DAKWAH BILHIKAYAT & RIWAYAT KITA DENGAN MATA RANTAI DAKWAH RASULULLAH: bahwa kita bertutur kisah, baik dihadapan anak maupun dewasa, hakekatnya adalah sedang mengemban amanah dari kekasih kita nabi Muhammad SAW, rasa amanah yang kuat menjalankan missi ini, enggan mengkhianatinya dengan mencari pamrih popularutas duniawi. Rasulullah menyaksikan shalawat yang kita ucapkan lalu menjawabnya, jangan sampai kita ucapkan shalawat yang nabi enggan menjawabnya dikarenakan ketidak tulusan kita mengucapnya.
5. PASTIKAN INI ADALAH AMAL AKHIRAT: sebaik-baik bekal adalah taqwa, relakah diri kita menuju akherat tanpa bekal, sedang orang lain membawa bekal, sungguh merupakan kesia-siaan amal bagi kita, padahal ini kesempatan dari Allah kita mengumpul bekal pahala ilmu jariyah dengan bertutur kisah hikmahnkepada anak-anak. Nabi bersabda "Adakalanya seseorang tampak beramal akhirat, padahal itu hanyalah amal dunia, berapa banyak orang yang tampak beramal dunia padahal ia melakukan amal akhirat".
6. SIAPA TAHU, SAAT BERKISAH ITULAH HUSNUL KHATIMAH KITA. Banyak orang mendambakan kematian husnul khatimah, mungkin saat mencari ilmu, bisa jadi saat sholat, bisa juga saat membaca quran, atau sdg berjihad fie sabilillah, ditempat tidur dgn derajat syahid. Alangkah indahnya saat kita ikhlas tanpa JUBSUMRIYA kita diwafatkan. Namun pertakutilah keadaan saat kita lepas kendali diri, pada saat itulah detik terakhir kita bernafas... Na'udzubillahi min dzalik.
7. DOA PERLINDUNGAN DARI SYIRK KHAFI & KAFARATUL MAJLIS: Lazimkan doa "Allahumma inni a'udzu usyrika bika wa ana a'lamu wa astaghfiruka limaa laa a'lamu" (ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari kesyirikan kepada Mu, dan aku berlindung kepadamu dari apa yang tidak kami ketahui (riya sumah)"
Tutuplah dengan doa kafaratul majlis agar kesalahan yang mungkin terjadi, baik sengaja atau tidak sengaja (termasuk salah hati) dimaafkan dan dilupakan Allah SWT... Wallahu a'lam
Ingati, bahwa kita berkisah agar Islam besar, bukan kita yang besar.
Dari Grup PPMI #PersaudaraanPendongengMuslimIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar