Selamat datang Juni,
bulan merekahnya harap di napasku.
Bulan merebaknya wangi surga,
di cinta kita.
Tertitip pada kecupmu di keningku.
Selamat datang Juni.
Bulan kenangan abadi,
saat jemari merekat di kedalaman doa.
Saat rindu saling mengadu,
dan setia saling memuja.
Aku dan Juni,
Engkau dan Juni.
Juga Kita, dan bulan Juni.
Lembar yang tak dapat terhapus,
Sebab tabah telah terpahat cantik di lekuknya.
Aku dan Juni,
Saat ragaku berpasrah di meja operasi.
Engkau mengasuh anak-anak kesabaran,
menunggu tangan Tuhan memberikan kesembuhan.
Juni dan kita
Setahun berlalu sudah.
Ada perih yang dinyatakan usai.
Ada luka yang dinyatakan selesai.
Dan aku,
masih menunggu keajaiban itu
Kering air mataku,
Luluh ragaku,
Dan lisan ini tak sanggup menyalakan doa yang sama.
Sembuhkanku Tuhan.
Yang kulihat hanya senyuman.
Barangkali bahagia itu,
tak harus diwujudkan
pada raga yang tak menanggung perih.
Pada saraf-saraf yang tak pernah merintih.
Dan bahagia bagiku; terukir Juni bukan tanpa ruh.
Tapi selalu ada Tuhan, kau dan aku. Sebab masih Dia pinjami aku hati, yang selalu kaucintai.
Surabaya, 1 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar